Sebuah cerita dapat dikembangkan menjadi skrip film biasanya menggunakan sebuah premis terlebih dahulu. Tahapan menulis dimulai dengan premis, sinopsis, scene plot dan akhirnya skrip. Premis dapat dijadikan intisari atau esensi cerita, sekarang bahkan sebelum bisa berlanjut menulis sinopsis sekalipun cerita itu akan diuji dalam tahap premis. Premis mengikuti pola tersendiri, dalam kata lain premis adalah sebuah rumus yang terstruktur. Rumus premis bervariasi, dari yang sudah tetap (baku) dibuat sendiri oleh penulis, dibuat khusus untuk kebutuhan durasi, sampai ada yang rumit untuk sebuah genre atau kebutuhan tertentu yang perlu disampaikan dalam cerita. 

Sebuah rumus premis sederhana menggunakan sebuah pola yang sangat mudah, namun inilah yang menjadi kelemahan terhadap cerita (low-concept) yang mengandalkan “simplicity” dam tidak dapat mengurai kerumitan sebuah cerita yang lebih besar (high-concept), narasi besar yang menyangkut sistem dunia yang lebih besar. Kelemahan premis inipun tidak bisa menjangkau sebuah hubungan antar karakter yang diceritakan saling berpapasan (multiplot). 

Premis sederhana yang akan dibahas dapat membantu para penulis untuk menulis film - film pendek, atau film yang mengandalkan aspek - aspek seperti visual, talent, lokasi, nische atau lainnya dibandingkan narasi yang lebih rumit. Premis ini adalah menggunakan pendekatan archytipe dengan asumsi bahwa semua memiliki pola yang sama. 

Rumus premis ini adalah sebuah penyampaian dari Sydfeild yang menggunakan sebuah struktur kalimat yang kemudian dikembangkan dengan merubah beberapa komponen kalimat ini sehingga dapat didapatkan sebuah sinopsis sederhana. Kalimat ini adalah; 

"somebody wants something badly and having bad time getting it"

Diterjemahkan menjadi :

seseorang yang sangat amat menginginkan sesuatu namun menghadapi keadaan yang sangat sulit untuk mendapatkannya.

contoh premis: 

Seorang remaja lelaki kampung yang kehilangan segalanya (keluarga dan harta) ingin menjalani hidup yang bermakna namun menghadapi keluguannya di dunia yang sangat kejam.

Kalimat sederhana ini sebenarnya mengandung beberapa unsur penting yakni karakter + motif + konflik. Masing - masing unsur ini sebenarnya memiliki sebuah penjelasan yang dapat menguatkan secara naratif sehingga memiliki kesinambungan pada cerita nanti.

Unsur “somebody” adalah karakter, ini adalah tokoh utama yang memiliki sebuah daya tarik secara naratif. Corak daya tarik ini dapat juga dijelaskan untuk bisa menggambarkan karakterisasi (nilai) yang semakin visual. Somebody, contohnya dapat dibuat seperti; “seorang remaja lelaki kampung” mengambarkan bahwa dia adalah seorang yang memiliki ciri atau keistimewaan dari "kampung". Ciri atau keistimewaan inipun bisa menggambarkan sebuah kelemahan atau kelebihan karakter. Contoh lain dalam menggunakannya seperti “penyanyi dangdut muda yang cantik”, “seorang ayah yang terbelakang” "anggota girlband yang lapar" dsb. Gunakan unsur ini dengan baik, melalui penggambaran karakterisasi yang menarik dan empathic. Karakter tersampaikan pada awal premis sehingga daya tarik karakter-lah yang bisa cepat menggugah perhatian pembaca. 

Unsur “Wants something badly”, ini adalah motif yakni yang mendorong karakter untuk melakukan tindakan (imateri) atau yang ingin dilakukan (materi). Hal ini harus digambarkan sebagai sesuatu yang sangat amat diinginkan oleh karakter. Inilah alasan kuat mengapa dia harus melakukan "apa" yang menjadi penting bagi dirinya. “Badly” bisa berarti sangat-amat, penuh dengan hasrat yang menggambarkan sebuah korelasi sebab akibat yang menggebu - gebu. Dia bukan hanya menyelamatkan umat manusia, memakan bakso, berangkat ke kantor, ingin minum, pulang ke rumah dsb tetapi mengapa keiginginan - keinginan itu perlu di capai dan itu menjadi penting baginya. Contohnya dapat dibuat seperti; 

"Seorang remaja ingin menyelamatkan umat manusia dari invasi alien penghancur" penting bagi si remaja atau umat manusia punah

"Toni yang sudah tidak makan 5 hari ingin makan bakso" penting bagi toni karena dia tidak makan di hari - hari sebelumnya

"Bosnya akan memecat dirinya bila tidak segera hadir di kantor" penting bagi si karakter karena di akan dipecat

"Seorang yang terdampar di padang pasir dan ingin minum" minum menjadi penting bagi dia karena dipadang pasir (panas, haus)

"Seorang yang ditahan paksa selama seminggu dan ingin kembali ke rumahnya" kembali ke rumah karena sudah lama terpisah dirumah

Perlu ditambah lagi bahwa bahwa di semua premis unsur “Wants something badly” menggambarkan sesuatu yang penting, dimana taruhannya fatal jika tidak dilaksanakan. Dia tidak punya pilihan lain kecuali untuk melakukan apapun itu dan tidak bisa kembali lagi, tidak bisa mundur, harus menyelesaikan/mendapatkan keinginannya, intinya harus melaksanakannya atau menghadapi konsekuensi yang berat.

Unsur “having bad time getting it”, adalah konflik yang bersifat kontradiksi dengan keadaan karakter ataupun motif. Hubungan konflik ini selalu berlawanan atau menciptakan halangan dan rintangan bagi seorang karakter atau terhadap keinginannya. Konflik ini bisa sebuah proses yang berjalan secara bertahap, sebuah sebab yang bersifat sama maupun berbeda dan bisa terjadi berkali – kali. Rintangan ini akan menghalangi karakter untuk mengurai motifnya, dan bisa bersifat physical (karakter lain), social (grup/kelompok), environmental (lingkungan/cuaca), emotional (marah/sedih) psikologis (kegilaan/kejiawaan/psikosis). Halangan ini benar - benar ada dan menciptakan kesulitan bagi karakter, sebuah kesulitan yang amat besar. 

"Seorang tuna wicara yang memiliki gejala autisme ingin menyelamatkan umat manusia dari invasi bangsa Alien penghancur" 

"Toni yang sudah tidak makan 5 hari ingin makan bakso, pada sebuah kota yang terinfeksi virus zombie"

"Perjuangan seorang penderita narcolepsy, harus mencapai kantor pada suatu weekend atau bosnya akan memecat dirinya"

"Seorang yang terdampar di padang pasir dan ingin minum pada sebuah sumur yang dikuasai segerompolan perampok" disini taruhannya adalah bertahan hidup 

"Seorang yang ditahan paksa selama seminggu dan ingin kembali ke rumahnya namun mengalami amnesia" kembali ke rumah karena sudah lama terpisah dirumah

Penulisan sinopsis pun bisa menggunakan rumus premis sederhana ini dengan menggunakan acuan - acuan yang mudah dipahami, membentuk sebuah cerita pendek untuk memandu para pembaca pada sebuah adegan - adegan yang menggambarkan unsur - unsur premis lebih rinci.